Melalui ‘Rembulan Tenggelam di
Wajahmu’ Tere Liye mengajak kita untuk bergelung dan berpikir tentang takdir.
Bahwa hidup ini adalah sebab akibat yang saling berangkaian. Namun tidak
semuanya mengerti, tidak semua ‘mau’ memahami, dan tidak semuanya peduli. Rehan,
seorang anak yatim piatu yang mengalami asam manisnya hidup dan pahit getirnya
perjuangan, sehingga mengantarkannya menuju puncak kesuksesannya di waktu yang
sangat muda. Dalam menempuh langkah demi langkah perjalanan hidupnya Rehan
dihadapkan kepada pertanyaan besar yang tak kunjung jua terjawab oleh waktu
yang ia lalui. Lima pertanyaan besar dalam hidupnya. Lima pertanyaan yang
ditujukan untuk langit.
- Apakah kita memang tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih saat akan dilahirkan
- Apakah hidup ini adil?
- Mengapa kehilangan selalu begitu terasa menyakitkan?.
- Mengapa terkadang hidup ini terasa hampa dan kosong. padahal kita memiliki hal-hal yang dapat membuat kita merasa senang?
- Mengapa kita haru merasakan sesuatu yang namanya "sakit"?
Rehan diberikan kesempatan untuk
mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya di akhir kehidupannya.
Membaca novel ini, selain mengajak otak kita bermain-main dengan alur maju
mundur yang dicampur apik, kita juga ‘dipaksa’ untuk mengikutsertakan hati.
Mengingatkan kembali pada sebuah kalimat, ‘tak ada yang kebetulan dalam hidup
ini’. berpikir bagaimana menyikapi takdir dan ‘memenangkannya’.