Laman

30.11.09

TENTANG MOTIVASI

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Untuk memahami tentang motivasi, kita akan membahas beberapa teori tentang motivasi : 1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan) Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu : (1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex; (2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual; (3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs); (4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan (5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. 2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi) Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Menurut McClelland karakteristik orang yang berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga ciri umum yaitu : (1) sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat; (2) menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan (3) menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah. 3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG) Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness (kebutuhan untuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan). Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa : • Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya; • Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan; • Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar. 4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor) Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “ Model Dua Faktor” dari motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau “pemeliharaan”. Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang. 5. Teori Keadilan Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dibuat bagi kepentingan organisasi dengan imbalan yang diterima. Artinya, apabila seorang pegawai mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat terjadi, yaitu : • Seorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau • Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 6. Teori penetapan tujuan (goal setting theory) Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model instruktif tentang penetapan tujuan 7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ) Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. 8. Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal dengan “hukum pengaruh” yang menyatakan bahwa manusia cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai konsekwensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekwensi yang merugikan. Contoh yang sangat sederhana ialah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai konsekwensi positif lagi di kemudian hari. 9. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi. Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah : (a) persepsi seseorang mengenai diri sendiri; (b) harga diri; (c) harapan pribadi; (d) kebutuhaan; (e) keinginan; (f) kepuasan kerja; (g) prestasi kerja yang dihasilkan. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah : (a) jenis dan sifat pekerjaan; (b) kelompok kerja dimana seseorang bergabung; (c) organisasi tempat bekerja; (d) situasi lingkungan pada umumnya; (e) sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya. Dari teori diatas saya akan lampirkan sebuah cerita tentang motivasi diri saya sendiri, jika dikaitkan dengan teori – teori diatas maka dari cerita motivasi ini termasuk kedalam Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan ) SEPERTI APA MASA DEPAN ANDA? Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang Pak Guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan." Anak-anak, berbicara soal impian setiap orang memiliki impian yang berbeda – beda. Saya dan kalian punya impian masing – masing. Saya ingin tahu apa impian kalian mendatang?”. Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari Pak Guru, " Ya, ceritakanlah apa impian – impian kalian”. Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan Pak Guru itu menunjuk pada seorang murid. " Nah, kamu yang berkacamata, apa impian terbesar mu?”. Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, “ Saya ingin menjadi orang yang sukses, bikin orang tua bangga dengan saya”. Pak Guru tersenyum. Tangannya menunjuk beberapa murid lainnya. Maka, terdengarlah beragam cerita dari murid-murid yang hadir. Ada yang ingin menjadi orang kaya, adapula yang ingin menjadi insinyur handal. Sementara, ada anak yang bercerita tentang keinginannya keliling dunia. Semuanya bercerita tentang impian terbesar mereka. Dan tibalah giliran saya ditanya oleh pak guru, “ apa impian terbesar mu nak?”. ujar Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.” Sebenarnya impian saya banyak tapi ada satu hal yang sangat ingin saya capai selain kesuksesan, yaitu menikah dengan seorang ustadz…” Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu. Dari sudut kelas, ada yang berkomentar,” udah ngebet married ya lu?”. Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi ruangan. Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan. " Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya. Silahkan teruskan, Nak ..." Saya pun kembali angkat bicara.” Ya, keinginan saya memang menikah dengan seorang ustadz, dan itu adalah impian terbesar saya. Kenapa? Karena saya pernah membaca sebuah ayat Quran “ Sesungguhnya laki – laki dan perempuan yang muslim, laki – laki dan perempuan yang mu’min, laki – laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki- laki dan perempuan yang benar, laki – laki dan perempuan yang sabar, laki – laki dan perempuan yang khusyu’, laki – laki dan perempuan yang bersedekah, laki – laki dan perempuan yang berpuasa, laki – laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki – laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.” Dengan keinginan ini saya telah terdorong untuk menjadi perempuan muslim dan mu’min serta taat dan khusyu’ dan selalu menjaga kehormatan diri. Jika kita ingin menikah dengan kekasih Allah maka kita juga harus menjadi kekasih Allah. Saya selalu menginginkan surga Allah. Mudah – mudahan saya selalu mendapatkan petunjuk jalan yang lurus. Amiin…”. Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk, mereka baru sadar bahwa manusia pasti akan kembali kepada sang pencipta. Sehebat apapun manusia, sekaya apapun manusia, kita pasti akan meninggal, tetapi untuk menghadapi kematian apa yang akan kita bawa? Apakah harta? Tahta? atau kekuasaan? jawabannya bukan, yang kita bawa adalah amal ibadah selama kita hidup. Apakah amal ibadah kita sudah cukup untuk membeli surga? Bagaimana jika kita tak bisa melihat mentari terbit disebelah timur pada esok hari? Apakah saat kita dipanggil menghadap sang kholik, kita dalam keadaan husnul khotimah?. Pertanyaan – pertanyaan diatas mesti kita renungi bersama. Bahwa kehidupan didunia bukanlah semata – mata yang kita cari tapi kehidupan diakhiratlah kehidupan yang sebenar – benarnya. Tanpa mengecilkan arti masa depan dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya apabila kita fokus dengan apa yang ada di depan mata, apa yang kita kerjakan sekarang, karena hal ini akan terpengaruh terhadap masa depan Anda. Masa depan Anda, karir Anda, serta kehidupan Anda adalah yang Anda kerjakan hari ini. Dari kisah diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi seorang anak yang memiliki sebuah harapan besar untuk menjadi seorang mukmin, untuk bisa menjadi orang yang dicintai sang khalik. Dengan motivasi itulah timbul harapan yang bisa didapat darimana saja bahkan hal yang tak pernah kita bayangkan dapat memberikan kita motivasi yang begitu besar. Hal-hal sederhana, hal-hal ada di sekitar kita tidak kita perhatikan, dapat membawa dampak yang besar bagi kehidupan kita apakah itu dampak positif atau negatif itu tergantung kita yang menjalaninya.

Tidak ada komentar: